Selasa, 24 Maret 2020

Jelang Hari Raya Nyepi Langkah Tepat Untuk Karantina Diri

Hasil gambar untuk gambar hari raya nyepi di bali
namalonews.com


Tahun 2020 ini adalah tahun ke dua puluh delapan saya melewati hari raya nyepi di pulau seribu pura ini. Namun baru kali ini nyepi bertepatan dengan pandemi virus corona. Kenapa disebut pandemi? karena epidemi ini melebihi skala batas internasional dan menyebar di seluruh dunia secara tak terduga. Orang-orang umumnya tidak memiliki kekebalan tubuh akan penyakit itu. Meluas dan menular dengan begitu cepat.

Karena pandemi corona ini kian meluas, dan cukup mengerikan menurut saya, namun ada pula sebagian orang banyak yang mengabaikannya. Entah merasa berani atau apalah itu, yang pasti mereka masih terlihat berkeliaran dengan maksud atau tanpa maksud dan tujuan. Kebetulan..... melewati hari raya nyepi ini merupakan saat yang tepat untuk mengunci diri dari keramaian.

Melihat dari sisi tradisi dan keagamaan masyarakat hindu di Bali, yang biasanya menjelang nyepi selalu banyak ritual yang harus dilakukan, seperti upacara melasti, hari pengerupukan dan pawai ogoh-ogoh. Baru kali ini ditiadakan. Pawai ogoh-ogoh yang selalu dinantikan masyarakat Bali sebagai tradisi yang dilakukan sebelum melaksanakan Tapa Brata Penyepian keesokan harinya, merupakan tradisi keagamaan yang sudah sekian abad dilakukan.

Pawai yang mengundang banyak orang untuk berkumpul dan menyaksikannya, tentu menjadi salah satu daya tarik para wisatawan asing. Namun tidak menutup kemungkinan jika tradisi itu terlaksana, bisa jadi virus itu kian meluas. Untungnya pemerintah daerah sudah memberlakukan peraturan dari pemerintah pusat agar tidak diadakannya berbagai kegiatan apapun demi menjaga virus itu kian mewabah.

Langkah tepat. Walaupun hanya dua puluh empat jam, sungguh adalah hal yang penuh arti! Disaat orang-orang yang ingin menampakkan dirinya untuk bepergian yang tak penting dan berkeliaran hanya untuk mondar-mandir yang tak jelas, inilah saatnya untuk diam di rumah mengurung dan mengkarantina sendiri.

Dan malam ini, sebelum nyepi tiba esok hari, yang biasanya selalu ramai dengan orang-orang yang hampir semua tumpah ruah ke jalanan, hanya untuk menyaksikan arak-arakan ogoh-ogoh yang semarak, diiringi gamelan  khas Bali "Bale Ganjur" yang selalu dengan kompaknya dimainkan para penabuhnya, obor-obor yang diusung oleh pemuda-pemudi yang menawan. Namun kali ini, semua tak terlihat dan berlalu dalam kesunyian.

Pintu-pintu rumah sudah mulai tertutup sejak lepas maghrib. Jalanan sudah sepi dan lampu-lampu sudah dipadamkan. Terlihat mobil-mobil polisi yang berpatroli untuk mengontrol ke setiap jalan, ke setiap gang, dan masuk ke area perumahan serta memberikan pemberitahuan melalui speaker, menghimbau untuk tetap berada di rumah dan menjaga diri dan kesehatan. Pasti! Detik-detik nyepi akan datang.

Sepi sesepi-sepinya. Suara anak tikus pun terdengar jelas. Perumahan tempat saya tinggal bagai daerah yang terisolir. Tak seorangpun terlihat menampakkan kepalanya hanya untuk sekedar menengok jalanan. Hanya melihat di balik tirai jendela kamar. Gelap sudah mulai terasa namun belum begitu pekat karena ada cahaya bintang kecil di kejauhan. Saya pun ada dihadapan laptop menyempatkan menulis sebelum jam dua belas malam nanti, target harus sudah tuntas, karena esok hari Internet tak akan terjangkau lagi. Memang begitulah keadaannya. Semua akses sudah ditutup dan sejenak tidak ada kegiatan yang harus dilakukan diluar rumah. Tepat! Begitu lebih baik.

#Day25
#Odop
#Estrilook Community


Ira Mulya








1 komentar:

  1. Numpang promo ya gan
    kami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
    ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*

    BalasHapus

Film-film yang Tunda Tayang di Tahun 2020

          Tahun 2020 adalah tahun yang sangat kelam. Dimana, wabah virus Corona tengah melanda seluruh belahan bumi. Meruntuhkan segala ben...