teras.id |
Bismillah..
Bagi sebagian orang, rumah sakit adalah tempat yang sebisa mungkin harus dihindari. Tentu golongan ini termasuk orang-orang yang sehat dan terjaga seluruh kondidi fisiknya. Tapi tidak demikian bagi sebagian yang lain. Rumah sakit seolah tempat yang wajib dikunjunginya setiap saat. Untuk datang ke sana tentu tujuannya berbeda-beda. Karena suatu keadaan fisik yang sedang tidak sehat dan memerlukan perawatan yang serius. Atau hanya ingin memeriksa kesehatan walaupun merasa diri baik-baik saja. Keperluan lainnya misalnya, menengok kerabat atau keluarga yang sedang dirawat. Tentu bukanlah suatu keinginan jika harus bolak-balik dirawat di sana dan menjadi pasien tetap yang setiap saatnya memerlukan perawatan. Siapa orangnya yang menginginkan sakit. Namun kita tidak akan pernah tahu rencana Allah SWT. Saat ini mungkin kita sedang baik-baik saja sehat jasmani dan rohani, tapi besok belum tahu apa yang akan terjadi pada diri kita. Bisa jadi kita sendiri yang akan jadi pasien rawat inap karena sesuatu tak terduga menimpa diri kita. Semoga selalu dijauhkan dari hal-hal yang tak diinginkan.
Orang-orang yang nyalinya kecil mungkin akan menghadapi ketakutan saat berada di Instalasi Rawat Darurat. Dimana tempat itulah tujuan pertama saat sedang mengalami keadaan yang sangat genting. Setiap jamnya bahkan setiap menitnya orang-orang digiring masuk ke dalam ruangan yang terkadang penuh terisi pasien-pasien yang memerlukan bantuan secepatnya. Pasien yang datang tanpa kenal usia, dari berbagai perbedaan, dengan berbagai kondisi yang memprihatinkan. Kepanikan, rintihan kesakitan, darah dan teriakan yang tak tertahankan akan terlihat dan terdengar di setiap sudutnya. Membuat orang-orang yang hanya mengantar saja bergidik menyaksikan semua itu. Para dokter dan paramedis yang sedang berjaga, sibuk kesana-kemari melakukan pertolongan pertama untuk setiap pasien yang datang. Mereka sudah terbiasa lagi dengan kondisi seperti itu. Karena ilmu yang didapat sekian tahun telah banyak mengajarkan, bukan hanya urusan pendidikan tapi mengajarkan mental, bagaimana seharusnya menghadapi situasi yang benar-benar darurat.
Mau tidak mau, me time ku kali ini harus berada di rumah sakit. Tanpa di duga malam sebelumnya suami mendapat serangan asam lambung yang cukup serius. Pada jam satu dini hari kami berangkat menuju Instalasi Rawat Darurat. Keadaan waktu itu, ruangan Instalasi cukup penuh oleh pasien-pasien yang memerlukan tindakan cepat. Tak ada bad yang kosong, semua sudah terisi. Terpaksa kami menempati ruangan isolasi. Tenaga medis di sana cukup antusias menangani setiap pasiennya. Dokter jaga dan perawat bekerja sangat cepat. Wajah-wajah tegang terlihat dari orang-orang yang mengantar. Salah satu sudut ruangan terlihat beberapa orang menangisi seorang bocah yang meninggal di sana setelah beberapa menit datang di ruangan tersebut. Sungguh sangat memprihatinkan kondisi pasien-pasien yang terbaring di setiap bad-bad itu. Mereka berharap kesembuhan itu sudah pasti. Tak sedikit terlihat sudah sedikit menurun kesadarannya.
Setelah suami mendapat perawatan emergency dan observasi, sambil menunggu hasil dari beberapa pemeriksaan laboratorium, akhirnya dokter memberitahukan untuk rawat inap. Sudah terbayang beberapa pekerjaan yang akan terbengkalai di rumah. Apalagi besok hari ada sedikit rencana sendiri untuk pergi ke bioskop yang selalu tertunda. Ada film box office yang release dua minggu lalu yang ingin saya tonton dan setelahnya saya akan mampir di toko buku untuk melihat-lihat buku-buku baru yang baru realese juga. Semua itu buyar sudah. Rencana yang sudah tersusun dan akan saya wujudkan hari itu, terpaksa batal. Kesehatan dan kesembuhan suami melebihi apapun juga dari sekadar keinginan pribadi yang hanya untuk kepentingan diri belaka.
Dua hari berada di sisi suami dalam pembaringan di sebuah rumah sakit adalah hal yang sangat berharga. Kupandangi wajah suami yang tengah istirahat dalam masa sakitnya, tentu membuat hati ini terenyuh. Apa yang telah terjadi tentunya sangat menyadarkan diri sendiri untuk melupakan keinginan yang tak seberapa penting. Apa artinya semua kesenangan batin yang ingin di capai jika orang yang kita cintai terbaring tak berdaya dalam kesakitan. Menyenangkan diri sendiri sekalipun tak akan pernah terjadi, tidak ada masalah. Dalam kesibukan mengurus rumah tangga pun adalah hal yang membuatku senang. Itulah cara me-time sederhanaku yang tentunya membuat seluruh keluargaku senang dan bahagia, karena semua urusan pekerjaan rumah sudah terawat dan terjaga dengan cukup baik.
Satu hal terpenting bagiku adalah, saat kita sedang berada di rumah sakit, kita akan merasakan bahwa bukanlah kita sendiri yang merasakan penderitaan di dunia ini. Banyak orang lain pun yang tengah merasakan hal yang sama dan berharap pada harapan yang sama yaitu kesembuhan dan keajaiban Tuhan. Orang-orang yang sedang sakit akan merasakan bahwa tidak ada perbedaan di antara satu dan yang lainnya. Mereka merasa senasib dan sepenanggungan saat terbaring tak berdaya dalam keadaan sakit.
Salam
Ira Mulya
ODOP Day 1.
Estrilook Comunnity
Tidak ada komentar:
Posting Komentar