Sabtu, 21 September 2019

Cinta Utami



Utami yang manis, polos dan ceria adalah tipe wanita yang tak bisa diam. Ia terlalu aktif bahkan terlalu cekatan. Saking cekatannya terkadang ia semberono. Pekerjaan rumah tangga selalu terselesaikan dengan sangat cepat, bersih dan rapi. Gunungan cucian, tumpukan seterikaan, pokoknya harus selesai hari itu juga. Jangan ditunda sampai besok. Yang sudah terlihat bersih dan rapi saja, bisa ia bongkar lagi atau ia bersihkan kembali. Baginya itu belum sempurna. "Masih berantakan dan tak enak dipandang" katanya. Semua itu terbukti dengan kondisi rumahnya yang bersih, tertata dengan rapi dan pastinya sangat nyaman. Walaupun hanya rumah sederhana yang tidak terlalu besar, baginya rumah adalah segalanya, kadang ia lupa waktu, sampai-sampai ia tak sadar bahwa dirinya belum mandi karena terlalu asyik dengan pekerjaan rumah. Untungnya Jarwo, suaminya paham betul dengan karakter Utami. Sehingga baginya semua itu adalah hal sepele yang tak perlu jadi pembahasannya. Utami dan Jarwo adalah sepasang kembang desa yang cantik dan pemuda desa yang tampan. Mereka memiliki cinta yang suci melebihi apapun juga. Keduanya begitu saling memahami walaupun dalam kondidi apapun. Pernah dalam suatu hari ada selisih paham antara keduanya, namun kekuatan cinta telah meleburkan semuanya.

Tugas sebagai ibu rumah tangga sekaligus sebagai penjual sayuran di pasar akhir-akhir ini telah menguras tenaganya. Saat tugas rumah menurutnya sudah selesai, ia pergi ke pasar tradisional dan membuka lapak dagangannya di bantu Jarwo. Aneka jenis sayuran yang dijualnya ia dapatkan dari penjual yang langsung membawanya dari kebun, jadi terlihat segar. Menjual sayuran di pasar adalah hal yang menyenangkan baginya, selain untuk membantu Jarwo mencari nafkah, karena Jarwo tidak memiliki pekerjaan, Utami mau tidak mau turun gunung membantu Jarwo agar asap dapur tetap ngebul. Utami memiliki sifat yang baik hati, sederhana dan ceplas-ceplos. Tak heran banyak orang yang menyukainya karena kepolosannya dan tentu saja wajahnya yang manis tak membosankan. Tak jarang Jarwo merasa cemburu akan istrinya yang diam-diam ternyata banyak yang menaruh hati kepadanya. Karena kepolosannya, sampai-sampai ia tak pernah merasa bahwa orang-orang disekelilingnya sedang berebut mencari perhatiannya.
   "Ut, tadi aku ketemu Pak Sahroni, salam katanya," tiba-tiba Murti nyeletuk diantara hiruk pikuknya orang-orang berbelanja.
   "Hush, sampean ada-ada saja mbak Murti," Balas Utami tersipu malu.
   "Oalah Ut, aku nga ngada-ada, pak Sahroni suruh aku sampaikan salamnya buat sampean, tapi jangan di depan Jarwo katanya." Murti berapi-api. Utami tetap meladeni orang yang berbelanja di lapaknya, seolah olah tak menghiraukan perkataan Murti.

Pak Sahroni adalah kepala pasar tradisional di desa tempat Utami tinggal. Pria paruh baya itu baru beberapa bulan ditinggal istrinya pergi menghadap Allah SWT karena sakit gula yang diderita sang istri. Almarhum ibu Suminah telah mengabdi selama 28 tahun kepada suaminya dengan penuh  kesetiaan dan kesabaran. Namun di akhir-akhir hayatnya wanita itu tak lagi mengabdikan dirinya lagi buat suami tercintanya, melainkan pak Sahroni yang setia meladeni semua keperluan ibu suminah, yang terbaring di tempat tidur dalam enam bulan terakhir, karena penyakitnya yang kian memburuk.
Kedua anak mereka sudah pindah ke luar pulau karena suatu pekerjaan. Kini pak Sahroni hidup sendirian dan tentunya sangat kesepian. Diam-diam pak Sahroni menaruh hati sama Utami. Utami tak menyadarinya dan tentu Jarwo tidak tahu pula.

Sebelumnya tidak ada yang pernah menduga pria paruh baya itu diam-diam naksir Utami yang sudah diperistri Jarwo. Jarwo seorang pemuda di lain desa yang terpikat dengan Utami kembang desa yang sangat polos dan menarik itu harus bersaing dengan beberapa pemuda lainnya, bahkan ada salah seseorang pejabat desa yang melirik Utami,  Namun Utami menjatuhkan pilihannya kepada Jarwo, seorang pemuda desa yang lumayan tampan itu dan berhasil melabuhkan cintanya di hati Utami walau tak bermodalkan apapun. Tapi kendati demikian Utami dan Jarwo hidup bahagia bersama dua anak mereka yang masih kecil-kecil.

Tanpa di duga riak gelombang dalam kehidupan rumah tangga Utami mulai terlihat perlahan-lahan. Suatu hari lapak Utami mulai kena imbas akibat hujan lebat turun dan membanjiri pasar itu hingga merendam seluruh pasar. Pasar menjadi sepi dan aneka dagangan yang dijual di sana termasuk sayuran yang Utami jual pun tersisa cukup banyak. Utami membawa kembali dagangannya ke rumah tanpa sesenpun uang yang didapat. Ia teringat bahwa keperluan rumah tangga untuk tiga hari ke depan saja belum ada. Jarwo seperti biasa tak bisa diandalkan. Ia hanya akan terdiam setelah mencari kesana kemari pekerjaan dan tak didapatkan. Lagipula di sebuah desa pekerjaan apa yang hendak dicari. Kalaupun ada paling menjadi buruh tani atau tukang angkut kayu yang baru dipanen oleh sang pemiliknya. Itupun kadang sudah didahului orang lain, dan Jarwo pun kembali ke rumah setelah mondar-mandir seharian mencari pekerjaan yang sangat dibutuhkannya demi menyambung kehidupannya bersama keluarga kecilnya.

Saat kedua orang tua Jarwo masih ada, ia tentu tidak kesusahan mencari tambahan uang untuk menutupi nafkah buat istri dan anaknya. Namun kedua orang tuanya pergi untuk selama-lamanya karena sebuah kecelakaan beberapa tahun lalu, sekarang ia hidup sendirian. Hanya tinggal rumah yang sekarang ia tempati bersama Utami lah satu-satunya peninggalan orang tuanya.

Utami yang ceria mulai terlihat uring-uringan dengan keadaan keuangan yang mulai memburuk. Jarwo kerap kali ia abaikan. Semakin hari semakin tak teratasi kondisi dalam rumah tangganya. Seperti biasa Jarwo selalu nihil ketika pulang dari mencari pekerjaan, padahal hanya sebuah pekerjaan di desa yang hanya pekerjaan serabutan dan itupun sangat jarang sekali ada. Namun kalaupun demikian Utami tetap menjaga martabatnya sebagai seorang istri yang setia. Saat godaan di luar sana menawarkan banyak kemudahan dan keindahan dengan iming-iming uang dan dijadikan seorang istri pejabat desa, atau simpanan seorang tuan tanah, Utami tak tertarik. Sekalipun ia ada dalam kekesalannya terhadap kenyataan hidup bersama Jarwo, namun semua itu tidak lantas menggoyahkan imannya untuk menerima tawaran-tawaran yang bisa saja menggoyahkan hati dan iman seseorang.

Ia selalu punya cara untuk menangkis semua godaan di luar sana dengan hanya mengingat kenangan bersama Jarwo saat sebelum menikah. Betapa besar cintanya terhadap Jarwo saat itu, begitupun dengan Jarwo yang amat takut kehilangan Utami. Mereka tumbuh dengan cinta suci dan indah yang menguatkan satu dengan lainnya, yang tak akan mampu tergoyahkan dengan apapun, oleh apapun. Jarwo adalah lelaki pilihan hatinya yang tak akan pernah bisa tergantikan, sekalipun tak memiliki banyak harta, Jarwo memiliki hati dan jiwa yang besar untuknya. Merekapun malalui badai demi badai dengan kekuatan cinta mereka yang suci.


Salam
Ira Mulya
Fiksi

#ODOP
#Day 21
#Estrilook Community














1 komentar:

  1. Numpang promo ya gan
    kami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
    ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*

    BalasHapus

Film-film yang Tunda Tayang di Tahun 2020

          Tahun 2020 adalah tahun yang sangat kelam. Dimana, wabah virus Corona tengah melanda seluruh belahan bumi. Meruntuhkan segala ben...