Kamis, 04 April 2019

Bukan Teman Yang Banyak Tapi Teman Yang Baik



Pernahkan di antara kalian mengalami masa-masa suram? yakni suatu penurunan drastis yang tiba-tiba dalam grafik kehidupan kita yang terasa sangat memukul batin yang selama ini baik-baik saja. Ketika segala sesuatu terasa hambar, datar, lesu dan tak bergairah. Dampaknya pasti ada pada semua aktivitas kita."Pasti". Dan kita harus berani mendobraknya."Harus", jika tak ingin larut dalam kesedihan yang panjang.

Suatu hari aku mengadukan keluh kesahku ini dengan teman baikku, saat aku mengalami hal buruk di kehidupanku. Karena terus terang, tak kuat menanggung beban sendiri, walaupun itu memang beban dalam diriku, yang menurut orang lain mungkin tak sehebat yang dikira. Tapi tak ada salahnya kan? aku ingin mengurangi rasa sumpek di hatiku ini dengan cara berbagi dan berharap agar mendapat solusi dan dapat sandaran nestapaku dari temanku itu. Kebetulan temanku ini teramat pengertian dan baik budi.

Akupun bercerita semua permasalahanku kepadanya tanpa ada yang terlewati. Bagaimana awal mula kejadiannya, kenapa bisa begini dan begitu ya, padahal aku merasa sudah maksimal melayani dan meladeninya sesuai kewajibanku. Tapi kok bisa ya "Dia" diam-diam, iseng atau apalah itu, yang jelas sangat intens berhubungan dengan perempuan itu?, sakit benar hatiku ini, begitu yang kusampaikan pada temanku. Itu lho, saat aku mulai curiga dengan isi ponselnya, diam-diam saat aku pergi ke belakang di waktu dini hari, entah bagaimana tiba-tiba saja ingin membuka ponsel yang tergeletak diatas meja belajar anakku. Karena sebuah kecurigaan pada awalnya. Setelah kubuka dengan mudah, karena password nya selama ini diam-diam kuhapalkan, akhirnya terbongkar semua. Dan dari isi chatingannya bersama seorang perempuan, betul-betul membuatku kehilangan kendali, walaupun masih bertahan dengan dada terasa sesak. Begitulah awalnya

Tanpa diduga temanku ini juga mengalami hal yang sama, hampir dibilang mirip dasar ceritanya, bedanya dia masih menyimpan rasa galau dalam hatinya. Saat kutanyakan kepadanya, "kok bisa menyimpan gejolak hati sendiri?" dia bilang "masalahku memang lebih hebat lagi, tapi aku ingin mencoba bertahan dulu, sampai dimana mampunya diriku untuk menanganinya sendiri" hanya aku belum saatnya untuk mencari siapa yang akan memahami keruwetanku ini" katanya. Akhirnya kita berdua berkeluh kesah dengan segala macam yang dialami masing-masing. Membahas dari hari ke hari hanya itu saja. Suatu hari datang kebosanan, dan di ujung rasa bosan dan rasa kecewa kepada suami-suami kita, ternyata ada orang-orang yang sejenak terlupakan, membutuhkan kasih sayang dan belaian ibu-ibu mereka. Yaitu anak-anak kami tercinta. Kenapa mereka ikut terabaikan ya?

Dalam kesedihan yang nyaris serupa karena kecewa, ujung-ujungnya beban terasa berkurang. Setelah saling menumpahkan semua yang ada dalam diri masing-masing, timbul dalam hati akan rasa senasib dan sepenanggungan, melewati masa-masa itu, kita isi dengan mencari hiburan sekedar melupakan goresan luka di hati.  Jalan-jalan berdua melepas penat bersama si teman ini, pergi ke perpustakaan, nonton film ke bioskop, beli buku, makan di luar sambil saling sharing masalah apapun, pokoknya setelah kelar kerjaan di rumah, kita pergi cari hiburan sendiri. Semuanya dihadapi dengan santai, masalah masing-masing di rumah tangga, diselesaikan dengan dewasa. Marah pasti selalu ada, tapi cepat berlalu, dan tak ayal mereka-mereka yang telah membuat kami terjebak dengan segala keisengan dan tergoda dengan keindahan sesaat di luar sana, rupanya tak abadi! Horeeee...kembali kepada kita lagi. Sorak kami berdua penuh canda. Jujur teman itu lebih dari segalanya, apalagi disaat kita butuh tempat mengadu selain kepada Allah SWT. Setidaknya dia bisa menopang kata hati kita yang sedang nestapa.

Masalahpun sedikit demi sedikit terselesaikan dengan baik, kehidupan berjalan seperti biasa kembali. Menghadapi kerunyaman dalam rumah tangga jika dibicarakan secara dewasa dan dengan kepala dingin ternyata membuahkan hasil. Mustahil tidak ada perseteruan sebelumnya, ada pasti! tapi masih bisa di atasi. Biarkan "Dia" memilah mana yang baik dan yang buruk.

Jangan pernah merasa takut untuk sesuatu yang belum pasti, jikalau pasti terjadi, itulah takdir yang tak bisa dibantah. Dunia akan terus berjalan, berganti, dan berubah sekalipun datang prahara dalam kehidupan, niscaya hanya ujian semata. Berserah diri kepadaNYA adalah jalan yang harus selalu ditempuh. Cari teman baik walau hanya seorang, yang dapat mengerti dan memahami setiap keluhan temannya, daripada teman yang banyak tapi tak sejalan dan saling menghakimi di belakang.


Ira Mulya


#SETIP DAY 27
#ESTRILOOK COMMUNITY






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Film-film yang Tunda Tayang di Tahun 2020

          Tahun 2020 adalah tahun yang sangat kelam. Dimana, wabah virus Corona tengah melanda seluruh belahan bumi. Meruntuhkan segala ben...