Rabu, 06 Maret 2019

Hari Raya Nyepi Dalam Balutan Tradisi




Hari Raya Nyepi adalah Hari Raya umat hindu di Bali, yang juga disebut sebagai Tahun Baru Caka. Tidak seperti Hari Raya umat Hindu lainnya, Hari Raya inipun diagendakan sebagai hari libur Nasional dalam kalender Masehi.


Dok.Pribadi


Nyepi yang berarti sunyi, lenggang, tidak ada satu kegiatan atau aktifitas yang berlangsung. Seluruh umat hindu akan melaksanakan Tapa Brata Penyepian. Sebelum  puncak dari perayaan itu tiba, akan banyak ritua ritual keagamaan yang harus dilaksanakan, seperti melaksanakan upacara   MELIS atau Melasti, yaitu  segala sarana persembahyangan yang akan diarak menuju pantai guna untuk menyucikan segala bentuk noda-noda kotor dalam diri manusia. MECARU yaitu upacara untuk pembersihan dari segala hal-hal negatif. PENGERUPUKAN yaitu upacara pengusiran roh-roh jahat, biasanya selalu disertai dengan pawai Ogoh-ogoh yang akan diusung dan diarak di jalan-jalan raya diiringi dengan tabuhan atau gamelan. Para Muda- mudi  akan turun semua untuk melaksanakan pawai tersebut. Dengan memakai pakaian adat, membawa obor bahkan para orang tua dan anak-anak kecil pun tidak ketinggalan ikut meramaikan pawai ogoh-ogoh tersebut. Karena acara itu merupakan bagian dari ritual sebelum datangnya hari raya nyepi. Setelah pawai ogoh-ogoh itu itu selesai, ogoh-ogoh itupun akhirnya dibakar, maka tuntaslah sudah upacara dan ritual-ritual menjelang Tapa Brata Penyepian, yaitu tidak adanya kegiatan apapun yang berlangsung, hanya berdiam diri dalam kamar, berpuasa sehari semalam dalam kegelapan malam dan kesunyian

Dok .Pribadi
Banjar Kangin 06.03.2019

Akan banyak orang-orang yang tumpah ke jalanan untuk menyaksikan pawai ogoh-ogoh, yang banyak keunikannya.  Setiap banjar setempat akan membawa satu patung ogoh-ogoh, jadi ada beberapa banjar di satu lingkungan kelurahan. Patung ogoh-ogoh itu dibuat dari bahan-bahan seperti bambu sebagai rangkanya, kertas koran, kertas dari dari sisa-sisa kardus, lalu di cat dan dihias dengan berbagai ornamen atau baju-baju adat Bali lengkap dengan aneka aksesorisnya. Bentuk dari ogoh-ogoh tersebut kadang ada yang  menyerupai bentuk seorang putri dari pewayangan atau Buta Ijo, rahwana, bahkan ada berbentuk seperti boneka kartun animasi dan banyak lagi yang lainnya. Tapi pada umumnya wajah dari ogoh-ogoh tersebut kebanyakan menyeramkan dengan ukuran yang besar-besar, tingginya bisa mencapai lima meter bahkan ada yang sampai delapan meter. sehingga kalau diarak akan tampak  hidup seperti aslinya. Pastinya cukup seru dan sangat menghibur, dan pawai ogoh-ogoh ini adalah bagian dari ritual keagamaan yang wajib dilakukan.


Dok.Pribadi.
06.03.2019 . Jln.Tohpati Denpasar


Nyepi kali ini adalah nyepi ke 29 bagi saya. Artinya selama itulah saya ada di Pulau Bali ini. Sebagai pendatang, tentunya apapun yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah wajib saya turuti, tidak ada alasan untuk dibantah, karena itu adalah  bentuk dari sebuah toleransi antar umat beragama. Tidak ada akses keluar masuk saat Nyepi tiba, Bandara, pelabuhan, terminal, perkantoran, pasar, pertokoan, hotel, pusat keramaian semua ditutup sesuai peraturan yang diberlakukan. Hanya ada satu yang diberikan dispensasi oleh pemerintah daerah yakni Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit.




Ada satu moment yang paling saya tunggu ketika malam hari di Hari Raya Nyepi, yakni menatap langit malam yang menakjubkan, dengan jutaan bintang-bintang yang bertaburan laksana permata yang berjatuhan dan berkilauan. Tapi sayang, Nyepi kali ini tidak tampak bintang-bintang malam yang terang, karena hujan. Dan malampun akan dilalui dengan gelap gulita, tidak ada cahaya apapun. Jaringan televisi sudah terputus dari stasiun relay-nya, radio tidak mengudara, internet tidak ada koneksinya,  yang ada  hanyalah keheningan dan gelap malam yang kian terasa panjang.

Walaupun aliran listrik tetap ada,  eit...jangan coba-coba menyalakan lampu ya,  kalau tak mau digiring ke banjar untuk diinterogasi Pecalang. Para pecalang itu akan berkeliaran dan berkeliling memantau kesetiap ruas jalan, gang, dan rumah-rumah penduduk. Saat Nyepi  inilah setiap orang akan merasakan istirahat yang sebenarnya. Berada di rumah bersama seluruh keluarga, tapi dilarang juga untuk beraktifitas, pintu-pintu rumah tertutup rapat-rapat. Bagi sebagian yang lain, yang tidak ingin melewati Nyepi, mereka akan memanfaatkan waktunya untuk berlibur keluar dari Pulau Bali dan melakukan penyebrangan ke Pulau Lombok atau ke Pulau Jawa.

Buat anda yang ingin menikmati keunikan Hari Raya Nyepi, silahkan datang untuk mencobanya.


Ira Mulya


#TUGAS#SETIP











Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Film-film yang Tunda Tayang di Tahun 2020

          Tahun 2020 adalah tahun yang sangat kelam. Dimana, wabah virus Corona tengah melanda seluruh belahan bumi. Meruntuhkan segala ben...