Minggu, 31 Maret 2019

Berbagi Kasih Sayang Dengan Hewan Peliharaan

Dok.Pri

Kucing merupakan salah satu hewan peliharaan yang banyak disukai, baik dewasa atau anak-anak. Dengan bermacam jenis dan ras nya, kucing persia, anggora, maupun kucing kampung atau kucing hutan. Sebetulnya singa, harimau atau macan yang ada di hutan itu terlihat seperti kucing ya, hanya tubuhnya lebih besar berkali lipat dibanding dengan kucing.

Bentuk dan wajahnya berbagai macam, ada yang lucu dan menggemaskan atau ada pula yang terlihat jelek, sangar, atau kotor. Dengan berbagai bulu, ada yang lebat dan ada yang tak terlihat memiliki bulu. Kucing yang dipelihara di rumah akan tampak lain dengan kucing yang sering berkeliaran di jalanan. Perbedaan ini terlihat dari watak dan perilaku kucing itu masing-masing. Kucing rumahan tampak bersih, tenang, malas, dan hanya berkeliaran di dalam rumah majikannya saja, sesekali nampak malu-malu jika ada orang baru yang dilihatnya. Sedangkan kucing liar yang sering kita jumpai dimana-mana, tampak galak, mandiri, mondar-mandir mencari makanan, mengais sisa-sisa makanan di tumpukan sampah, kadang diam-diam masuk rumah siapa saja yang kebetulan ia lewati dan mencuri ikan atau apapun yang ditemukannya. Kasian, pastinya ia kelaparan ya.

Dok.Pri


Sebagian orang, jika sudah suka dengan hewan satu ini, ia akan rela merawatnya dengan sangat baik, layaknya merawat anak sendiri. Saya termasuk salah satunya, 10 tahun belakangan ini kira-kira 20 an ekor kucing ada dalam rumah saya, walaupun  sekarang hanya tersisa dua, karena diminta teman, atau sebagian mati karena tertabrak atau sakit. Semua keperluannya dipenuhi, kadang rela mengeluarkan budget yang nga sedikit lho, hanya untuk seekor kucing saja, bisa ratusan ribu rupiah setiap bulannya, demi sekadar memeliharanya agar sang kucing ini tumbuh sehat dan terawat dengan baik. Dari mulai makanannya, perawatan tubuhnya, bulunya, atau pun tempat membuang kotorannya saja, semua berdasarkan niat yang tulus. Belum lagi kasih sayang yang diberikannya untuk si kucing itu, mungkin akan terlihat agak berlebihan ya, bagi orang yang tak suka dan tak biasa berinteraksi dengan hewan. Tapi tidak bagi para pecintanya!. Ia akan seperti bagian dari anak nya sendiri, dimanja, dielus, digendong, tidur sama-sama, diajak bicara, pokoknya hal-hal yang terjadi pada anak manusia, begitu pula si kucing akan mendapat kasih sayang yang hampir sama dari para majikannya.

Do.Pri


Seperti yang pernah saya dengar atau baca, kalau nga salah, bahwa Nabi besar Muhammad SAW pun teramat sangat mencintai hewan ini. Bahkan kucing ini termasuk salah satu hewan yang akan dibangkitkan dan diikutkan bersama Nabi Muhammad SAW ke dalam surga bersama enam hewan lainnya yang merupakan kesayangan para Nabi. Bener nga sih? ( Koreksi kalau saya salah?)

Tapi tidak sedikit pula orang yang tak suka dengannya, takut atau alergi lah, atau geli dengan bulu-bulu nya lah, pokoknya dengan alasan lain sebagainya. Kalau masalah satu ini kembali kepada masing-masing individu nya kali ya, karena rasa suka itu keluar dari hati nurani sendiri.
Bilamana tak suka, tak perlu menanyakan alasannya saya kira, walaupun kita sangat menyukainya dengan banyak alasan apapun, dengan cerita menarik seputar tingkah lakunya, tentang kelucuannya yang bikin kita gemes, tetap  saja tak akan mampu membuat orang menjadi tertarik dengannya, iyaa .. dengan si kucing. Cuma, terkadang saya miris juga lihat orang yang tega memukulnya atau mengusirnya dengan cara menendangnya untuk keluar dari halaman rumahnya, padahal si kucing itu hanya ingin tiduran saja. Paling tidak, kalau tidak ingin memberikan makanan untuknya, biarkanlah ia ikut berbaring sejenak.

Dok.Pri


Ada sebuah kisah nyata yang belum lama ini saya alami, terjadi ketika sepasang suami istri yang sangat sederhana sekali, dan keduanya penyayang kucing. Saat sang suami yang terbaring sakit dan dalam keadaan koma di rumahnya sendiri, perkiraan saya waktu itu mungkin dalam hitungan beberapa jam ke depan, si suami ini akan kembali ke hadiratNYA, karena kondisinya yang semakin melemah dan terkunci semua perkataannya. Kebetulan saya ada disana dan menungguinya sambil membacakan ayat-ayat suci. Ketiga kucing-kucingnya ada semua disana, padahal seperti biasanya jika siang hari kucing-kucingnya pergi entah kemana atau tidur di rumah tetangga suami istri tersebut, dan hanya akan pulang jika lapar.  Kucing itu mengitari semua tempat tidurnya, mereka (kucing itu) tidak tertidur sama sekali, seolah merasakan apa yang sedang sang majikan rasakan. Matanya hanya memandang hampa tak bergeming, makanan yang disiapkan si istri pun dibiarkan saja tak disentuhnya. Akhirnya kucing-kucing itu tetap setia ada di ujung kaki si suami itu sampai nafas terakhirnya dan menutup mata selamanya. Seolah-olah ingin mengantarkan pergi ke alam lain, dan ingin menemani untuk terakhir kalinya.

Sejak suami istri itu hidup berdua, karena anak-anak mereka tinggal jauh di luar pulau, mereka pun hidupnya bersama kucing-kucing itu, yang mereka sayangi melebihi apapun juga, karena sering terlihat oleh saya bagaimana kedua orang itu mengasihi dan menyayanginya kucingnya, terkadang lebih baik mereka tak makan ikan asalkan si kucingnya yang makan ikan ,bahkan kucing yang terlihat menyedihkan di jalanan, mereka akan dengan sangat senang hati merawatnya. Dan terbukti, dalam kematiannya si suami tersebut, ada sisi baik yang patut kita teladani dari semasa hidupnya. Orang-orang pun tanpa diduga datang berduyun-duyun mengunjungi gubuk suami istri itu untuk melayat.

Nah teman-teman, semoga kisah ini dapat menginspirasi dan bermanfaat tentunya.

Ira Mulya

#SETIP DAY 25
#1 APRIL 2019
#ESTRILOOK COMMUNITY




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Film-film yang Tunda Tayang di Tahun 2020

          Tahun 2020 adalah tahun yang sangat kelam. Dimana, wabah virus Corona tengah melanda seluruh belahan bumi. Meruntuhkan segala ben...