Kamis, 31 Januari 2019

Peran Buku Di Era Globalisasi

Pixabay.com

Ada yang ingat ngga dengan isi buku pelajaran Bahasa Indonesia anak-anak SD era 80 an? dengan  sampulnya dan tokoh- tokohnya dalam buku tersebut ? Ada Wati, Budi, Iwan . Ada juga Arman, Ima, Andi.  Jadul banget ya, hehehe. Yang masih ingat, artinya sudah setua saya umurnya. Dalam halaman buku itu ada sebuah pantun. yang sampai saat ini masih saya hapal . Begini isi pantunnya.

   Pantun Jenaka

   Di sini kosong di sana kosong
   tak ada batang tembakau
   bukan saya berkata bohong
   ada katak memikul kerbau
 
   Jual bayam pembeli tali
   tali hilang di atas atap
   sejak ayam menjadi polisi
   banyak elang yang tertangkap

   Pohon manggis di tepi rawa
   tempat orang mengadu banteng
   Nenek menangis sambil tertawa
   melihat kakek bermain kelereng

   Berburu ke padang datang
   dapat rusa belang kaki
   berguru kepalang ajar
   bagai bunga mekar tak jadi

 Itulah sedikit kutipan dari buku pelajaran itu , yang ingin saya kaitkan dan hubungkan dengan sedikit tulisan ringkas saya ini. Yaitu mengenai Buku. Yang akhir-akhir ini kurang diminati  dan terabaikan.
Entah karena perkembangan jaman atau karena tidak semenarik Gadget barangkali? Oke saya lanjutkan ya.

Pixabay.com

Nah, sehubungan dengan  tanggal 17 Mei yang merupakan Hari Buku Nasional. Yang selalu saya ingat dan selalu saya simak acaranya, dan berkenaan dengan dekatnya pergantian Tahun ajaran baru yang jarak waktunya hampir bersamaan. Satu hal yang selalu terpikirkan oleh saya dan selalu membuat hati saya  miris adalah keberadaan buku-buku di rumah saya. Yang pastinya akan  saya turunkan dan singkirkan. Pikir saya, karena mau tidak mau buku itu akan berganti dengan buku baru sesuai tahun ajarannya. Ada rasa iba ketika saya singkirkan buku-buku itu. Kondisinya masih utuh dan baru, seperti tidak pernah disentuh pemiliknya. Bisa jadi buku itu tak pernah dibaca sama anak-anak.  Duh sedihnya! terbayang ketika saya sekolah dulu, dari SD sampai SMA, bagaimana sulitnya ingin memiliki sebuah buku. Harus mencari kesana- kesini karena engga kebeli. Kadangkala saya meminjam dari satu teman ke teman lain, atau menyalin seluruh isinya demi dapat belajar dengan mudah. Tapi kenapa anak-anak jaman sekarang tidak terlalu peduli dengan buku? padahal buku-buku itu sebagian dapat Gratisan dari Pemerintah, dan sebagian ada yang harus beli sendiri. Singkat kata, buku buku yang sudah tak digunakan lagi itu akhirnya saya drop ke tukang loak yang sering lewat didepan rumah. Karena apa?
buat apa saya simpan, hanya untuk memenuhi setiap sudut ruangan yang akhirnya berantakan. Sementara anak-anak tidak minat membacanya, dan tentunya tahun depan akan ganti dengan yang baru. Begitulah hampir beberapa tahun lamanya.

Jadi, kenapa anak-anak jaman dulu akan mengingat apa yang telah dipelajarinya dari sebuah buku pelajaran di sekolah? Sederhana jawabannya, karena dari tahun ke tahun masih memakai buku yang sama. Hampir beberapa periode. Bahkan bisa menghapal semua Nama-nama Mentri Kabinet Repelita,  mengingat semua pelajaran sejarah Perjuangan Bangsa dan lainnya. Umumnya hapal semua diluar kepala. Maaf sekali, bukannya mau saya bandingkan anak-anak jaman dulu dengan anak-anak jaman sekarang, Tidak , hanya ada banyak perbedaan memang, anak sekarang cenderung kritis dan pintar dengan kemajuan teknologi, tapi terkadang ditanya hal mudah saja mereka kurang paham. Contohnya ditanya,  Nama Ibukota Propinsi di Indonesia saja masih berpikir lama. Atau Nama-nama Pahlawan Nasional saja tidak tahu. Miris jadinya! Padahal isi dari buku-buku pelajaran yang sifatnya sejarah, inti dan maknanya sama dan tak berubah. Apakah ini dampak dari Teknologi Informasi yang kian pesat? sehingga mengakibatkan mereka lebih menyukai Gadget dibanding buku?

Peranan buku itu amatlah penting bagi saya, walau Internet mengalahkan segalanya dan memudahkan segalanya. Buku tetaplah hal sederhana yang mempunyai batasan -batasan tersendiri dan kategori - kategori yang sudah dijelaskan, baik melalui judul atau temanya. Melihat dan menggunakan Gadget mungkin bisa kebablasan, hingga lupa waktu dan punya kenikmatan tersendiri. Akhirnya ketagihan, lalu sulit meninggalkannya. Tidak ada yang harus kita salahkan, karena perkembangan jaman tidak mampu kita bendung. Teknologi semakin mutakhir akan menggeser peradaban manusia menjadi semakin tak terkendali pula. Entah kecanggihan  apa lagi yang akan hadir mengisi dunia ini. Dan buku-buku itu pun akan jauh tertinggal. Semoga tidak ya.

Akhir cerita, mari kita ajak anak-anak Balita kita agar senantiasa membiasakan diri untuk  menyukai sebuah buku, dan gemar membaca buku sejak kecil.   Jauhkan  Gadget darinya sampai benar-benar cukup umur. Karena  jika sudah mengenal gadget, mereka akan terus merengek minta untuk diberikan. Dan tentunya anda akan sulit menghentikannya.




IraMulya





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Film-film yang Tunda Tayang di Tahun 2020

          Tahun 2020 adalah tahun yang sangat kelam. Dimana, wabah virus Corona tengah melanda seluruh belahan bumi. Meruntuhkan segala ben...