Rabu, 11 Maret 2020

Selain Obat, Orang Sakit Butuh Perlakuan Tulus dan Menyenangkan


Cermati.com


Makna Sehat

Kesehatan itu mahal harganya, makanya jangan dijual dengan murah! 
Kalimat itu seolah menjadi kalimat penyemangat bagi sebagian orang yang tengah berjuang melawan sakit. Ada makna yang sesungguhnya yaitu, sebagai pemberitahuan bahwa menjaga kesehatan itu penting. Makanya ketika diberikan badan sehat pandai-pandailah menjaganya.

Kemarin, saya mengantar salah satu sepupu saya yang sakit. Sudah lima hari suhu badannya panas, pusing dan muntah-muntah. Diagnosa dokter hanyalah demam dan flu biasa. Setelah bolak-balik ke rumah sakit pertama yang dituju, awalnya menyarankan untuk dirawat di rumah. Namun lima hari sudah berlalu, sakitnya tak kunjung sembuh. Akhirnya cek laboratorium. Hasilnya ternyata Trombosit menurun dan terkena demam berdarah. Tentu, jalan lainnya harus opname. Sementara rumah sakit tersebut menyarankan untuk opname di rumah sakit lain karena di rumah sakit itu penuh.

Btw, kami pun berangkat ke rumah sakit lain. Karena jam kunjungan lewat Poliklinik di rumah sakit itu sudah tutup, terpaksa lewat IRD (Instalasi Rawat Darurat). IRD penuh juga oleh pasien darurat, untung ada bad cadangan yang dikeluarkan dari salah satu pojok ruangan. Sebagian yang lain hanya duduk di kursi dorong menunggu giliran diperiksa.

Setelah itu sepupu saya menunggu diperiksa dokter. Saya pun ngurus sana-sini dan mondar-mandir dari ruangan satu ke ruang lainnya. Saya mengerti betul dengan kondisi demikian karena memang begitu harusnya. Apalagi si pasien menggunakan asuransi BPJS tentu banyak prosedur yang harus dipatuhi.

Locum Meds


Berilah Kami Senyuman

Ketika semuanya sudah selesai saya urus, saya pun kembali ke ruangan tempat dimana pasien-pasien darurat itu terbaring. Sepupu saya pun sudah diperiksa dan tinggal menunggu pemindahan ke bangsal perawatan. Saya perhatikan satu-satu semua pasien yang nampak terkulai tak berdaya itu dari tempat saya berdiri. Mereka hanya boleh ditunggui satu orang saja. Sedih rasanya melihat pemandangan itu. Berbagai keluhan tampak dirasakan oleh mereka. Sampai-sampai saya tak tega menyaksikan orang yang tetiba muncul di pintu IRD dengan bersimbah darah. Ya Allah, kenapa dengan orang itu? Batin saya bertanya-tanya. Ribut-ribut terdengar dari paramedis, ternyata orang yang baru datang tadi tangannya nyaris terputus terkena gergaji listrik di tempatnya bekerja. Qadarullah...pekik saya dalam hati.

Namun ada satu hal yang membuat saya sedikit kecewa dengan sikap salah seorang paramedis yang agak kurang ramah. Dari awal saya masuk kesana, memang sudah saya perhatikan gerak-geriknya. Sikapnya yang... maaf, sedikit sewot sungguh tak enak dipandang. Perangainya yang judes itu, sangat tak pantas dihadapan para penunggu pasien. Cara menyampaikan atau menjawab pertanyaan keluarga pasien yang bertanya, dijawabnya dengan sedikit ketus. Duh, terpikir oleh saya bagaimana jika itu terjadi kepada saya, yang baperan, Hiks! Atau bagaimana jika menimpa keluarganya yang sedang sakit juga? Kira-kira apa dia juga enak menerima perlakuan seperti itu? Pastinya engga kan?

Menurut saya, keluarga pasien itu malah tambah grogi dengan perlakuan demikian, dan tentu merasa diri paling bodoh dan paling sedih. Maaf-maaf kata saya ucapkan...memang tugas dokter dan paramedis itu sangatlah mulia, menolong orang-orang sakit yang sedang melewati masa-masa kritis, mampu dengan sigap melayani dan mengobati orang dengan berbagai kondisi darurat saat melewati fase-fase sulit.  Please! Alangkah baiknya jika kami diberikan senyuman walau hanya seulas namun tulus, agar sedih kami bisa sedikit terobati. Jawablah dengan baik jika kami menanyakan sesuatu yang belum kami pahami, karena kami adalah orang-orang awam yang tidak mengerti dengan semua itu. Yang kami tahu hanyalah keluarga kami, orang tua kami, anak-anak kami dan orang-orang yang kami sayangi sedang terbaring dan membutuhkan kalian semua. Kami percayakan kepada kalian untuk melaksanakan tugas mulia itu. Jangan buat kami semakin terpuruk dengan sikap-sikap yang tak ramah, sewot dan sebagainya. Yang kami butuh hanyalah pertolongan tulus. Walaupun kami memakai BPJS, kami tetap membayar rutin setiap bulan.

Islampos


Kalau Memang Harus Sakit ?

Tidak ada yang menginginkan sakit atau terkena musibah. Semua adalah mutlak, takdir dan  keputusan yang telah dibuat-NYA. Orang tua, muda, anak-anak, tak peduli dari kalangan mana dengan status sosial yang berbeda-beda, bahkan seorang dokter dan paramedis pun, jika Allah SWT berkehendak, semua bisa terjadi.

Tuh, kan? lebih baik kita menjaga kesehatan sebelum sakit itu datang. Seperti pepatah mengatakan lebih baik mencegah daripada mengobati!  Tapi sekalipun kita sudah semaksimal mungkin menjaganya kondisi tubuh kita. Kalaupun memang harus sakit dan harus berurusan dengan rawat inap di rumah sakit? Apa boleh buat! Jalani saja dan berdoa semoga sabar menghadapinya dan tentu berharap kembali pulih.

#Day12
#Odop
#Estrilook Community

Ira Mulya









1 komentar:

  1. Numpang promo ya gan
    kami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
    ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*

    BalasHapus

Film-film yang Tunda Tayang di Tahun 2020

          Tahun 2020 adalah tahun yang sangat kelam. Dimana, wabah virus Corona tengah melanda seluruh belahan bumi. Meruntuhkan segala ben...