Rabu, 15 Januari 2020

Tetangga oh Tetangga


Beberapa waktu yang lalu, tetangga samping rumah saya mengirim pesan via WhatsApp ke ponselnya suami, begini pesannya
" Itu kucing-kucing peliharaan bapak, buang air di halaman rumah saya. Istri saya sampai muntah-muntah lantaran bau dari kotorannya".

Suami sayapun lantas membalas pesan tersebut dan meminta maaf atas tingkah laku kucing-kucing kami yang sesuka hatinya buang air di rumah tetangga, walaupun kami masih berpikir sesaat dan sedikit bingung apa benar kucing-kucing kami yang mengotorinya? Karena bukan  saja kucing-kucing kami yang sering berkeliaran di seputar rumahnya, kucing tetangga yang lainnya juga ada yang sering mondar-mandir ke rumah tetangga yang tengah melayangkan protesnya, bahkan anjing tetangga sampingnya lagi sering terlihat tiduran di kolong mobilnya hampir setiap hari.

Suami sayapun menyambung pesannya lagi, bukan untuk membela diri, hanya untuk memberikan keterangan sesuai apa yang terlihat sehari-hari tentang kucing peliharaan kami.

"Maaf pak...setahu saya, kucing saya terbiasa buang air di tempat biasanya yang sudah kami sediakan dan begitulah setiap harinya mereka membuang kotorannya. kemungkinan kucing tetangga yang lain yang sering mondar-mandir di halaman rumah bapak atau kucing liar yang tak sengaja ketiduran di halaman rumah bapak." Begitulah suami saya  dalam pesan selanjutnya.

Ohohoho....lantas apa yang kami terima dari balasan pesan selanjutnya...
"Iya, baik bila ada sesuatu yang terjadi dengan kucing-kucing bapak, tolong jangan salahkan kami!" Lanjut tetangga itu.

Saya dan suami terkejut dengan balasan pesan itu. Ada nada-nada sumbang yang dilontarkannya yang mengarah pada ancaman.
Kamipun sepakat untuk tidak melanjutkan pembicaraan itu, untuk menjaga agar tidak ada jarak yang akan membuat hubungan bertetangga kami jadi renggang, hanya singkat saja yang suami saya katakan.
"Iya baik pak".

Keluarga saya memang penyayang kucing. Saya, suami, anak-anak bahkan keluarga besar saya hampir semua memelihara kucing. Karena kebiasaan merawatnya, kamipun tidak sembarangan untuk mengarahkan kucing-kucing kami agar buang air pada tempatnya yang sudah tersedia, makan pada waktunya atau bermain tidak jauh-jauh dari rumah. Semua kucing-kucing itupun hidup sesuai aturan yang kami buat. dan kami tak pernah menganggap bahwa mereka adalah hewan peliharaan. Dari hati kami sekeluarga kucing-kucing itu adalah bagian terpenting juga dalam kehidupan keluarga, layaknya manusia. Terserah orang mau menganggap itu terlalu berlebihan, karena begitulah kenyataannya.

Semenjak kejadian itu, entah mengapa tetangga saya itupun sampai sekarang tidak pernah baik-baik lagi dengan kami. Padahal kami sudah meminta maaf tapi tetap saja mereka sekeluarga menutup silaturahminya hanya gara-gara seekor kucing.

Tetangga adalah keluarga terdekat ketika keluarga kita yang sesungguhnya berada di tempat jauh. Tapi hati yang sekeras batu dan sekuat besi tak akan mudah tersentuh oleh apapun.
Semoga bermanfaat.


Sumber gambar : kucing pedia

Ira Mulya





1 komentar:

  1. Numpang promo ya gan
    kami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
    ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*

    BalasHapus

Film-film yang Tunda Tayang di Tahun 2020

          Tahun 2020 adalah tahun yang sangat kelam. Dimana, wabah virus Corona tengah melanda seluruh belahan bumi. Meruntuhkan segala ben...