Sabtu, 29 Februari 2020

Dampak Banjir Jakarta Berujung Saling Menyalahkan




Beberapa bulan yang lalu tepatnya di awal tahun 2020, ibukota Jakarta dilanda banjir. Banjir itu terulang kembali dalam seminggu ini, dan merendam hampir seluruh wilayah ibukota, bahkan hingga sampai di provinsi Banten dan Jawa Barat. Ketinggian air mencapai satu hingga satu setengah meter. Dari musibah itu, seorang kepala daerah yang kena imbasnya, harus bertanggung jawab dan tentu disalahkan. Seolah-olah sang pemimpinlah sumber dari segala bencana tersebut. Miris juga ya!

Padahal kalau ditelaah, banjir itu berasal dari besarnya curah hujan yang mengakibatkan volume air yang semakin meningkat dan tak terbendung. Selain itu banjir kiriman dari wilayah Bogor selalu menjadi langganan setiap dimusim penghujan. Sebagian yang lain karena  tumpukan sampah yang berjubel-jubel di sungai-sungai yang membelah Jakarta dan mengakibatkan tidak mengalirnya air dengan lancar sehingga meluap tidak pada salurannya. Dranaise yang buruk serta berkurangnya lahan-lahan hijau di ibukota, menjadi salah satu penyebab lainnya. Tanah-tanah lapang sudah banyak tergantikan oleh bangunan perumahan serta gedung-gedung bertingkat, yang mengakibatkan tanah yang semestinya berguna untuk penyerapan air, kini sudah semakin jarang ditemui lagi.

Di lain tempat dan peristiwa, beberapa waktu lalu, negara tetangga kita Australia dilanda kebakaran hutan dan lahan yang sangat hebat. Api kian merajalela ke setiap wilayahnya, sehingga negeri kangguru itupun menjadi panas karena imbas dari api yang sulit dipadamkan. Pemerintah disana tentu tidak tinggal diam, berbagai cara telah ditempuh untuk memadamkan api yang terus berkobar, tanpa saling menyalahkan satu sama lain. Mereka bahu membahu mencari solusi untuk mengembalikan negeri mereka agar tidak menjadi lautan api.

Ada satu hal yang sangat menarik perhatian dan membuat saya pribadi menjadi tersentuh dan terharu adalah adanya aksi dari sebagian kaum muslim minoritas disana, yang mengambil langkah dan tindakan yang baik yaitu dengan memohon pertolongan kepada Allah SWT, dengan melaksanakan sholat sunah "Istisqo" yaitu sholat sunah minta diturunkannya hujan. Subhanallah, tak harus menunggu lama hujan deraspun turun disana dan mengguyur benua Australia dan seketika memadamkam api yang selama itu memanggang lahan disana. Allah adalah zat yang maha pemurah, penyayang dan kuasa atas segalanya. Saat doa itu dipanjatkan dengan segenap keikhlasan dan ketulusan, tak ada yang mustahil baginya.

Kita kembali kepada negara kita, yang gemar sekali saling menghujat dan menyalahkan. Memang benar seorang pemimpin haruslah bertanggung jawab atas segala permasalahan rakyat dan daerahnya, walaupun itu bukanlah hal mudah untuk memimpin daerah yang berpenduduk padat dengan tingkat kedisiplinan yang kurang serta kurang pedulinya masyarakat terhadap kebersihan dan kelestarian alam dan lingkungan, itu adalah permasalahan yang sulit, namun kenapa tidak kita terapkan solusi yang damai dan bijaksana? ketika ada langkah dan cara yang baik dalam mengambil langkah untuk kepentingan bersama, dan untuk kelayakkan hidup bersama, kenapa harus saling menyalahkan satu sama lain? Kenapa kita tidak mengambil contoh dari negara tetangga kita yang bahu membahu menyelesaikan masalahnya tanpa harus mem-bully pemimpinnya. Manusia tidaklah ada yang sempurna sekalipun seorang pemimpin. Semoga bermanfaat.

#Day 1
#Odop
#Estrilook Community


Ira Mulya







Film-film yang Tunda Tayang di Tahun 2020

          Tahun 2020 adalah tahun yang sangat kelam. Dimana, wabah virus Corona tengah melanda seluruh belahan bumi. Meruntuhkan segala ben...